Toxic parents adalah orangtua yang tidak menghormati dan memperlakukan anaknya dengan baik sebagai individu. Biasanya toxic parents erat kaitannya dengan tindak kekerasan yang secara sadar maupun tidak sadar dilakukan oleh orangtua pada anak.
Sebagai orangtua, sudah menjadi kewajiban untuk mendidik dan merawat anak. Sayangnya, dewasa ini kita banyak melihat fenomena sosial dimana orangtua justru menjadi sosok yang paling menyakiti sang anak. Jika sudah begitu, biasanya anak hanya bisa memendam tanpa berani melawan. Kelak ketika sang anak sudah letih dengan sikap orangtuanya, ia akan tumbuh menjadi anak yang pembangkang.
Jika tidak menjadi seorang yang pembangkang, anak bisa menjadi seseorang yang rendah diri akibat perlakuan orangtuanya sendiri. Sebaiknya, hilangkan buadaya konservatif yang menanamkan prinsip bahwa orangtua adalah pihak yang selalu benar karena bisa saja dalam keseharian, para orangtua berbuat salah pada anak. Setidaknya ini adalah langkah awal untuk tidak menjadi bagian dari toxic parents.
Table of Contents
5 Ciri-Ciri Toxic Parents
Lebih dari ego pribadi orangtua, sudah saatnya kita sadar dan berbenah diri untuk menjadi orangtua yang lebih baik lagi. Untuk itu, opinikoe kali ini akan mengulas 5 ciri-ciri toxic parents yang perlu diwaspadai. Tentunya ulasan ini bisa menjadi panduan untuk mengukur tindakan kita selama ini sebagai orangtua. Selengkapnya berikut ini.
Membanding-bandingkan Anak dengan Orang Lain
Ciri-ciri toxic parents yang pertama ialah ketika orangtua sudah membanding-bandingkan anaknya dengan orang lain atau anak orang lain. Jelas saja, hal ini bukan cara yang tepat untuk memotivasi anak. Bukannya malah termotivasi, anak justru akan merasa rendah diri dan dianggap tidak berharga di mata orangtua.
Daripada membanding-bandingkan anak dengan orang lain, lebih baik berikan apresiasi agar anak merasa lebih dihargai dan dicintai. Tidak ap ajika tidak lebih dari anak orang lain, setidaknya ketika sang anak sudah melakukan usaha sebaik yang dia bisa maka setiap anak berhak untuk dipuji dan dibanggakan.
Mengabaikan Urusan Anak
Ciri-ciri toxic parents yang kedua ialah ketika orangtua secara sengaja mengabaikan urusan anak dan lebih mementingkan urusan pribadinya. Dalih yang biasa dipakai oleh orangtua semacam ini biasanya adalah urusan pekerjaan yang mendesak. Namun, sebenarnya hal itu tidak bisa menjadi pembenaran bahwa kepentingan anak kemudian diabaikan.
Seringkali karena kesibukan yang dihadapi oleh orangtua, anak harus menjadi korbannya. Untuk masalah ini sebaiknya butuh pengaturan atau manajemen waktu sehingga adanya keseimbangan antara jam kerja dengan tetap bisa memerhatikan kebutuhan anak. Bagaimanapun juga anak adalah tanggungjawab orangtua yang tidak boleh dilupakan.
Hobi Menyalahkan dan Mempermalukan Anak Didepan Umum
Ciri-ciri toxic parents yang ketiga ialah ditujukan pada orangtua yang hobi menyalahkan dan mempermalukan anak didepan umum. Entah disadari atau tidak, sebaiknya hal ini tidak dilaukan oleh orangtua apalagi didepan umum dan dilihat oleh banyak orang. Tindakan ini apabila sering dilakukan bisa mengguncang mental anak.
Ketika anak berbuat salah, itu adalah hal yang wajar karena mereka manusia biasa. Seharusnya tindakan yang dilakukan pun bukan menyalahkan dan mempermalukan anak tetapi memberitahu apa yang benar dan apa yang perlu diperbaiki, bukan disalahkan begitu saja. Maka dari itu, mulai detik ini sebagai orangtua mestinya bisa menahan diri untu tidak menyalahkan anak didepan umum.
Memberikan Banyak Aturan dan Terlalu Mengekang
Ciri-ciri toxic parents yang keempat ialah ketika orangtua suka memberikan banyak aturan dan terlalu mengekang anak. Mungkin para orangtua berpikir bahwa cara tersebut merupakan langkah yang tepat untuk melindungi anak dari hal buruk yang ada diluar. Namun, banyaknya aturan dan kontrol yang mengekang bisa membuat anak merasa bosan dan tertekan.
Boleh saja memberikan proteksi, namun juga jangan merampas waktunya untuk berkembang. Usahakan aturan yang dibuat oleh anak tidak datang dari pihak orangtua saja tetapi sudah melewati tahap diskusi dengan anak sehingga anak tidak merasa tertekan dan tahu bahwa hal tersebut semata-mata diberlakukan demi kebaikannya.
Mengandalkan Kekerasan dalam Mendidik
Terakhir, ciri-ciri toxic parents yang kelima ialah ketika orangtua selalu mengandalkan kekerasan untuk mendidik anak. Mungkin bermaksud tegas, tetapi selalu menggunakan kekerasan pada anak bukanlah tindakan yang bijak. Anak tidak akan bisa merasakan kasih sayang jika setiap harinya ia selalu dirawat dengan kekerasan.
Lebih parahnya, terlalu sering menggunakan kekerasan secara verbal maupun non-verbal dapat berdampak pada kondisi psikis sang anak. Bukannya dicintai, anak bahkan bisa sangat membenci orangtuanya. Oleh karena itu, agar anak bisa menyayangi orangtua secara tulus, maka perlakukan anak dengan lembut bukan dengan kekerasan.